MALANG POST – Kondisi hotel di Kota Malang masih tetap stabil, di tengah berbagai tantangan. Meski sempat terimbang akibat gelombang demonstrasi, industri perhotelan mulai menunjukkan stabilitasnya. Hal itu disampaikan Agoes Basoeki, Ketua PHRI BPC Kota Malang, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Kamis (13/11/2025). Menurut Agoes, okupansi hotel di Kota Malang mulai pulih dan diprediksi semakin meningkat menjelang akhir tahun. “Kondusifitas Kota Malang hingga beragamnya event yang digelar, turut memberi dampak positif pada hunian hotel.” “Event terdekat yang akan digelar, event religi di sekitar Alun-Alun Merdeka pada Desember, sampai liburan Natal dan Tahun Baru,” katanya. Selain itu Agoes juga menyebut, prediksi okupansi hotel akan semakin optimal ke depannya. Karena Malang kini resmi menjadi kota kreatif UNESCO, yang diharapkan memberi peluang lebih luas bagi industri perhotelan. Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi menambahkan, hingga akhir Oktober 2025, sudah tercapai sekitar 70 persen kunjungan wisatawan, dengan target sampai Desember mencapai 3,3 juta orang. Baihaqi mengatakan, meskipun jumlah kunjungan cenderung stagnan di setiap bulannya, tapi capaian hingga saat ini menunjukkan angka yang positif. “Sisa dua bulan lagi menuju akhir tahun, kami optimis seluruh target kunjungan wisatawan bisa tercapai,” katanya. Baihaqi juga menyoroti pentingnya promosi dan keberagaman event yang digelar di Kota Malang, untuk menarik wisatawan. Tidak hanya itu, status Malang sebagai Kota Kreatif UNESCO, diharapkan mampu mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara. Sementara itu, Pengamat Ekonomi Pariwisata & Dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang, Dr. Aang Afandi, S.E., M.M., menyampaikan, kinerja industri perhotelan di Kota Malang dipengaruhi kondisi makro ekonomi dan perubahan perilaku wisatawan. Dilihat dari banyaknya wisatawan yang datang untuk rekreasi tanpa menginap. Aang menyarankan, industri perhotelan di Kota Malang bisa menggencarkan berbagai event yang dapat menarik minat wisatawan. “Bisa pula dalam bentuk acara kreatif seperti kompetisi seni, festival kuliner, atau event unik. Sehingga setiap hotel bisa membangun identitas dan menarik wisatawan untuk datang lebih lama,” katanya. Menurut Aang, Kota Malang sangat dikenal dengan berbagai potensi wisata dan budaya. Harapannya, dapat lebih dimanfaatkan untuk meningkatkan okupansi hotel, tapi harus ada dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat lokal. (Faricha Umami/Ra Indrata) Baca Juga: