DENPASAR, NusaBali.com – Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), pelaku usaha pariwisata di Bali biasanya berharap adanya peningkatan kunjungan dan kenaikan okupansi hotel 10–20 persen pada minggu ketiga Desember. Namun tahun ini, prospek tersebut dikhawatirkan terdampak kondisi cuaca ekstrem dan berbagai bencana yang terjadi belakangan ini. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), mengungkapkan bahwa tingkat hunian hotel saat ini masih berada di kisaran 40–60 persen. Namun angka itu menurutnya belum mencerminkan kondisi sesungguhnya.“Okupansi sekarang sangat semu. Posisi kita di minggu pertama ini sedang low, agak nyungsep. Tapi minggu II anak-anak sekolah mulai libur, kita berharap mulai naik,” ujar Cok Ace yang kembali terpilih memimpin PHRI Bali periode 2025-2030 pada Musda XV BPD PHRI Bali di Sanur, Denpasar, Rabu (3/12/2025).Untuk periode akhir tahun, PHRI memprediksi terjadi lagi kenaikan okupansi sekitar 5–10 persen, sebagian besar ditopang wisatawan domestik. Namun Cok Ace mengingatkan bahwa cuaca ekstrem dapat memengaruhi minat masyarakat untuk bepergian.“Dengan kondisi cuaca dan bencana saat ini, saya khawatir orang malas keluar rumah dan bepergian untuk wisata. Wisman juga agak seret, penerbangan kesulitan ditambah faktor cuaca,” jelasnya.Meski demikian, ia menyebutkan bahwa angka kedatangan wisatawan mancanegara tetap lebih baik dibanding masa sebelum pandemi. “Kalau lumayan meningkat dibanding sebelum Covid-19, yaitu dari 18.000 orang, sekarang sudah menginjak 20.000,” tambahnya.Untuk mengantisipasi cuaca buruk, Cok Ace mengimbau hotel dan akomodasi lainnya agar menggelar rangkaian acara Nataru di dalam ruangan. Beberapa hotel juga disebut telah menyiapkan langkah antisipasi banjir.“Kalau banjir, betul, terutama melihat banjir yang terjadi kemarin di kota. Tapi concern kita adalah gempa karena kita ada di ring fire,” jelasnya.Ia menambahkan, sejumlah hotel di kawasan selatan telah bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk memperoleh sertifikasi kesiapsiagaan bencana, yang terus diperbarui secara berkala.Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali menunjukkan adanya penurunan performa pariwisata menjelang akhir tahun. Pada Oktober 2025, tingkat kunjungan wisata tercatat turun 6,34 persen dibandingkan September 2025. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang berada di angka 64,57 persen, sedangkan hotel non-bintang sebesar 43,95 persen. *may