DENPASAR: Gubernur Bali Wayan Koster mengambil sikap keras terhadap maraknya praktik akomodasi berbasis Airbnb dan penginapan daring lain yang makin menjamur di Pulau Dewata. Koster menilai layanan akomodasi digital tersebut tidak memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) sehingga perlu segera ditertibkan.“Nanti akan dikaji, kita akan mengajukan supaya itu disetop,” tuturnya, dikutip BeritaBali.com, usai menghadiri Musda PHRI Bali ke-15 di Denpasar, Rabu (3/12).AKOMODASI ILEGAL DAN KETIMPANGAN PARIWISATA BALIKoster menyebut kondisi pariwisata Bali saat ini memperlihatkan ketimpangan besar di mana kunjungan wisatawan meningkat, tetapi tingkat hunian hotel resmi stagnan. Ia menyoroti keberadaan lebih dari 2.000 hotel dan vila ilegal yang beroperasi tanpa izin dan tanpa kontribusi pajak.“Belum lagi yang ilegal, belum lagi yang nakal-nakal semua akan kita tertibkan, tidak ada ampun,” tegasnya. Politisi PDI Perjuangan itu mengajak seluruh pelaku industri agar kompak menjaga ekosistem pariwisata Bali, tidak hanya menyerahkan tanggung jawab kepada pemerintah.Selain Airbnb, Koster juga menyoroti praktik penyewaan rumah tinggal dan vila pribadi kepada warga asing dengan harga sangat murah karena pemilik tidak membayar pajak. Situasi ini dinilai merugikan hotel-hotel resmi yang taat aturan.“Ada rumah, ada vila pribadi disewa oleh orang asing dengan harga sangat murah karena dia tidak bayar pajak. Kasihan hotel berizin yang bayar pajak berhadapan dengan penginapan ilegal. Sudah ada datanya. Akan diajukan untuk disetop, mulai 2026 akan ditindak,” kecamnya.Ketua PHRI Bali, Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, mengungkapkan bahwa jumlah akomodasi resmi yang menjadi anggota organisasinya hanya 378 unit. Angka itu jauh dibandingkan akomodasi yang beroperasi melalui pemasaran daring, yang diperkirakan mencapai 16 ribu unit.Menurut Oka, sebagian besar usaha Airbnb dijalankan oleh warga negara asing (WNA) yang mengontrak rumah warga lokal, lalu menyewakannya kembali secara harian melalui platform digital. “Itu sangat merugikan tren peningkatan kunjungan wisatawan, tidak linier dengan pendapatan asli daerah dan tingkat hunian,” katanya. Ikuti saluran WhatsApp CNA Indonesia untuk dapatkan berita menarik lainnya. Pastikan fungsi notifikasi telah dinyalakan dengan menekan tombol lonceng.