TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bantul dorong agar pengusaha jasa pariwisata terutama hotel dan restoran untuk mengurus Sertifikat SNI CHSE 9042:2021. Sertifikat CHSE (Cleanliness, Health Safety, Environment Sustainability) ini berbeda dengan yang diterbitkan saat pandemi Covid-19 kemarin. Ketua PHRI Bantul, Yohanes Hendra menyebut, jika CHSE saat pandemi lebih menonjolkan dari sisi kesehatan dan lingkungan, maka CHSE SNI 9042:2021 ini lebih menyeluruh di mana aspek keselamatan dan keamanan juga turut diperhitungkan. “Tidak hanya saat pandemi covid saja, tapi CHSE diterapkan diterapkan oleh usaha jasa pariwisata untuk menjamin tingkat kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan,” katanya, Sabtu (19/8/2023). Sejauh ini, di Kabupaten Bantul baru ada satu hotel, dua restoran dan satu tempat wisata yang sudah tersertifikasi SNI CHSE 9042:2021. Hotel tersebut adalah Little Tokyo, tempat Yohanes Hendra bekerja, kemudian untuk restoran ada di Pondok Bakaran dan Bale Ayu, sementara untuk tempat wisata yakni di Balong Waterpark. Baca juga: Kisah Sukses Pelaku UMKM Asal Magelang, Omset Melesat Berkat Lapak Ganjar Ia pun mendorong untuk usaha jasa pariwisata lain, untuk mengurus sertifikasi ini. Karena dengan mendapatkan CHSE, berarti usaha jasa tersebut dipromosikan pemerintah dan telah memenuhi standar. Terlebih di tahun 2025 nanti, sertifikasi ini adalah hal yang wajib dimiliki. “Di tahun 2025 diwajibkan dimiliki sebagai sertifikasi usaha hotel dan restoran. karena SNI ini adalah salah satu sertifikat jaminan mutu, untuk meyakinkan masyarakat, bahwa kebersihan, kesehatan, keamanan, dan lingkungan kita terjamin,” terangnya. Namun demikian, di sisi lain Hendra mengungkapkan bahwa situasi darurat sampah saat ini akan menjadi kendala terbesar untuk assesment di bidang kebersihan dan lingkungan. “Kondisi ini juga menjadi hambatan bagi hotel dan restoran untuk mendapatkan CHSE SNI ISO 9402," bebernya. Hendra menilai masalah yang paling kritis di dalam usaha jasa restoran dan hotel adalah sampah organiknya. Maka dari itu, PHRI Bantul telah berkoordinasi untuk memberikan informasi di setiap meja agar tamu dapat mengambil makan secukupnya. Dengan demikian, sampah organik dapat diminimalisir.(nto)