Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Paradoks Nataru, Kunjungan Naik Okupansi Hotel Turun

TABANAN, NusaBali - Okupansi hotel dan penginapan di Bali justru mengalami penurunan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Kondisi ini terjadi di tengah peningkatan kunjungan wisatawan yang tercatat naik sekitar 10 persen. Fenomena tersebut disebut sebagai paradoks pariwisata Bali.Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, mengungkapkan dari data yang dimiliki PHRI, tingkat hunian hotel turun dari sebelumnya 66 persen menjadi 58 persen. Meski penurunannya tidak terlalu signifikan, kondisi ini dinilai cukup berdampak bagi pelaku usaha akomodasi.“Terjadi paradoks saat ini di pariwisata Bali. Data menunjukkan kunjungan wisatawan naik sekitar 10 persen, tetapi okupansi hotel justru turun,” ujar Cok Ace saat menghadiri Seminar dan Expo PHRI Tabanan di Umadhatu Resort, Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Jumat (19/12). Menurut Wakil Gubernur (Wagub) Bali periode 2018-2023 ini, salah satu penyebab utama turunnya okupansi adalah maraknya akomodasi liar. Banyak rumah tinggal dan vila yang dikontrak oleh warga negara asing, namun kemudian disewakan kembali ke luar negeri tanpa tercatat sebagai usaha akomodasi resmi.“Contohnya banyak orang asing mengontrak rumah atau vila di Bali, tetapi justru disewakan lagi. Ini yang mengacaukan sistem,” tegasnya. Selain itu, isu bencana alam yang sempat melanda beberapa wilayah di Bali juga disebut turut memengaruhi keputusan wisatawan. Namun Cok Ace menilai faktor bencana bukan penyebab utama. Dia menegaskan kondisi ekonomi global yang sedang melemah lebih berpengaruh terhadap pola perjalanan wisatawan. “Kalau saya lihat, bukan bencana faktor utamanya. Kondisi ekonomi global yang menurun membuat wisatawan lebih berhitung dalam berlibur,” tandasnya. Sementara itu, Ketua PHRI Tabanan I Nyoman Sugiarta mengatakan okupansi hotel di Tabanan hingga saat ini juga belum menunjukkan lonjakan signifikan. Meski demikian, pihaknya tetap optimistis akan terjadi peningkatan mendekati puncak libur Nataru 2025. “Setiap Nataru, wisatawan cenderung memilih Tabanan Utara dengan panorama pegunungan dan hawa sejuk. Sedangkan wilayah selatan lebih diminati untuk hiburan modern,” jelasnya. Dia memprediksi setelah akhir pekan ini, reservasi di sejumlah akomodasi pariwisata di Tabanan akan mulai meningkat seiring semakin dekatnya perayaan Nataru. Wisatawan yang mendominasi diperkirakan berasal dari wisatawan nusantara.“Biasanya wisatawan lokal Nusantara yang paling banyak,” tandasnya. 7 des