Yogyakarta (ANTARA) - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut masa kampanye Pemilu 2024 berpeluang mendorong pertumbuhan ekonomi di provinsi ini jika dapat dikelola dengan baik. "Itu bisa menjadi 'opportunity' (peluang) kalau kita bisa kelola dengan baik," kata Ketua GIPI DIY Bobby Ardiyanto di Yogyakarta, Kamis. Menurut dia, pada masa kampanye diperkirakan banyak melibatkan masyarakat dalam jumlah besar yang memungkinkan menginap, berbelanja, dan berwisata di Yogyakarta. Meski demikian, dalam waktu bersamaan momen politik itu memiliki risiko menurunkan kunjungan wisata apabila keamanan dan kenyamanan di DIY terganggu akibat aktivitas kampanye. Karena itu, ia berharap pemerintah, masyarakat, serta peserta pemilu di DIY mampu berkolaborasi memastikan aktivitas kampanye politik berjalan tertib dan aman. "Harapannya kampanye aman dan tertib sehingga tidak menyebabkan beberapa isu negatif yang bisa membuat wisatawan justru menunda perjalanan ke Yogyakarta," kata dia. Wisatawan Nusantara maupun mancanegara, kata dia, membutuhkan jaminan rasa aman dan nyaman untuk memutuskan berkunjung menjelang pesta demokrasi. Mereka menginginkan perjalanan liburan mereka tidak terganggu dengan gesekan yang mungkin muncul saat masa kampanye. Menurut Bobby, Pemda DIY perlu menyiapkan strategi menjaga kepercayaan wisatawan untuk tetap datang ke Yogyakarta dengan membangun narasi positif yang dipertegas dengan pernyataan resmi dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Ini satu hal yang akan berdampak positif sekali karena bagaimapun pernyataan Pak Gubernur itu yang ditunggu semua pihak untuk menyatakan kesiapan semua 'stakeholder' yang ada di DIY menghadapi pemilu ini," kata dia. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono mengakui menjelang momen Pemilu 2024 okupansi atau hunian kamar hotel di DIY mengalami peningkatan meski belum signifikan. Menurut dia, peningkatan hunian hotel mencapai 5 sampai 10 persen sehingga okupansi rata-rata hotel menyentuh 50 sampai 60 persen. "Kenaikan okupansi terutama pada hotel bintang tiga, dua, dan satu, termasuk nonbintang," kata Deddy. Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY Ibrahim menyebut banyaknya agenda pertemuan atau konsolidasi partai politik saat masa kampanye biasanya berbanding lurus dengan peningkatan permintaan atau konsumsi masyarakat seperti makanan, minuman, atau katering. Ibrahim yakin masyarakat Indonesia, khususnya di DIY sudah semakin dewasa menghadapi dinamika politik yang berkembang sehingga perhelatan Pemilu 2024 tidak justru membuat perekonomian bergejolak. "Masa kampanye Pemilu 2024 harus kita sikapi secara dewasa dan positif bahwa ini bisa mendorong perekonomian masyarakat," kata Ibrahim.