Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Viral Tamu Keluhkan Mahalnya Tarif Denda Hotel di Bali, Dispar Buka Suara

Denpasar - Viral seorang pria mengeluhkan tarif denda di hotel Bali yang dinilai mahal. Dinas Pariwisata Bali menegaskan tarif itu menjadi kewenangan hotel.Akun Tiktok @bian_alwinanda mengunggah video yang mengeluhkan tentang tarif denda hotel. Dalam video yang diunggah pada Jumat (10/11/2023) itu Bian menjelaskan rincian denda untuk kehilangan atau kerusakan remote tv atau AC Rp 150 ribu, tirai Rp 150 ribu, membawa alkohol Rp 200 ribu, memecahkan cangkir Rp 100 ribu, meninggalkan noda atau merusak Rp 1 juta, dan merokok Rp 100 ribu."Sumpah rek aku turu neng hotel iki panggah enak turu neng omah ku dewe (sumpah, saya tidur di hotel ini, lebih enak tidur di rumah saya sendiri). Peraturanne dewe ndelok'o rek, ya Allah (peraturannya lihat sendiri, ya Allah)," keluh pria tersebut. ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT Dihubungi detikBali, Bian enggan mengungkapkan nama dan lokasi hotel yang dianggapnya menerapkan aturan tak lazim tersebut. "Saya tidak bisa sebut nama hotelnya. Bian takut ada kesalahpahaman sama pihak hotel," tuturnya kepada detikBali, Senin malam (13/11/2023).Terkait video keluhan ini, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Bali Tjok Bagus Pemayun buka suara."Pertama itu kan hotel tidak disebutkan, saya harus cek hotelnya seperti apa, tapi satu hal wisatawan itu kan menginap berarti kan hanya menggunakan tempatnya, sudah dikasih list (peraturan tarif denda) mengapa harus takut? Kan kita ikuti," kata dia seperti dikutip dari Antara, Jumat (17/11/2023).Tjok Bagus menegaskan, tarif denda menjadi kewenangan masing-masing hotel. Tarif itu tidak diatur pemerintah atau organisasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali karena biayanya akan berbeda."Iya masing-masing hotel mempunyai appraisal hitungan sendiri bahwa kalau ini rusak atau hilang ya segini bayar. Barang di hotel beda-beda juga, mungkin handuk di hotel A lebih mahal dibanding B karena kualitas. Tapi yang penting semua itu diinformasikan kepada wisatawan yang akan menginap," ujarnya.Tjok Bagus juga mengatakan, hal ini bersifat umum terjadi di semua hotel di dunia. Selain itu, di restoran dan tempat penunjang wisata pun ada banyak pilihan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan dana pengunjung."Kalau memang tidak boleh merokok, cari kamar yang bisa merokok kan, itu biasa. Saya juga sudah koordinasi dengan PHRI Bali agar nanti coba dicek kembali anggotanya seperti apa, tapi pastikan informasi terkait daftar tarif harus jelas disampaikan kepada wisatawan," katanya. Simak Video "Melihat Lebih Dekat Arsitektur Hotel Peninggalan Belanda di Bali" [Gambas:Video 20detik] (pin/wsw)