TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Jelang libur natal 2023 dan tahun baru 2024 (nataru 2024), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI DIY mengaku rata-rata reservasi hotel sudah mencapai 60-75 persen. Ini artinya, kunjungan wisatwan di Yogyakarta Kembali menggeliat pasca pandemi Covid-19. Para wisatawan yang melakukan reservasi hotel tersebut masih didominasi oleh wisatawan domestik. Mereka paling banyak berasal dari Jakarta. Kemudian, disusul Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan sebagian luar jawa seperti Kalimantan Timur hingga Palembang. Sementara, pada wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke DIY masih didominasi dari Malaysia, Singapura dan Thailand. Juga ada wisman dari Eropa. Hanya, wisatawan dari Eropa belum naik signifikan. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono menargetkan, angka reservasi hotel bisa tercapai 90 persen pasca pergantian tahun mendatang. “Sekarang reservasi hotel di DIY sudah 60-75 persen baik hotel bintang maupun non bintang. Itu mulai periode 20 Desember 2023-2 Januari 2024. Target kita 90 persen,” tutur Deddy Pranowo Eryono, Selasa (5/12/2023). Adapun, tingkat pemesanan hotel paling banyak menurutnya masih berada di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Namun, Deddy juga melihat geliat perhotelan di Kabupaten Kulon Progo dan Gunungkidul juga tidak kalah ramai. “Tapi masih tinggi di Gunungkidul. Kulon Progo juga lebih baik daripada tahun sebelumnya. Reservasi sudah mencapai 20-50 persen,” imbuh Deddy. Namun demikian, PHRI DIY terus akan menyelenggarakan berbagai event serta memberikan paket harga khusus bagi wisatawan yang menginap di hotel yang berada di DIY. Termasuk, bagi pelaku perhotelan yang tergabung dalam PHRI DIY sebelumnya telah bersepakat agar tidak menaikkan harga kecuali harga paket karena akan ada hiburan dan makan malam. Deddy menegaskan, bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi baik berupa teguran atau peringatan, bahkan dikeluarkan dari anggota PHRI. Sanksi tersebut telah diberlakukan di tahun sebelumnya. PHRI DIY Ingatkan Hotel Jangan Jadikan Nataru 2024, Aji Mumpung Memasuki liburan nataru 2024 ini, Dedy mengingatkan kepada para pengelola hotel dan restoran agar mematuhi kesepakatan yang diputuskan oleh PHRI. “Kan kalau yang tergabung di PHRI kita sudah sepakat untuk tidak menaikkan harga jelang nataru kecuali harga paket tadi. Nah, kalau ada yang melanggar gimana? Ya kita kasih peringatan SP 1-3, kalau sudah SO 3 tetap dilanggar ya kita keluarkan dari keanggotaan PHRI. Yang penting, pelaku wisata baik PHRI atau lainnya jangan menjadikan Nataru sebagai ajang aji mumpung,” tegas Deddy. Menurutnya, aji mumpung harus dihilangkan karena tidak akan baik bagi keberlanjutan pariwisata di DIY. “Saya kira (nataru tahun ini) akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Tapi sekarang ini di masa kampanye, kondisi politik dan keamanan sangat mempengaruhi. PHRI DIY berharap stabilitas keamanan bisa terkendali agar pelaku wisata bisa menikmati berkah dari momen nataru,” terang Deddy. (*)**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.Advertisement