Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Deddy Pranowo Eryono, menyebut stabilitas politik harus terjaga agar tidak berdampak negatif pada industri pariwisata di DIY. Terlebih libur Nataru ini bersamaan dengan masa kampanye Pemilu 2024. Menurut dia, kampanye yang berbudaya di DIY justru bisa menjadi daya tarik wisata. Sehingga ia berharap kampanye di Indonesia, khususnya DIY, bisa berjalan santun dan aman. "Harapan kami stabilitas politik dan keamanan di Indonesia pada umumnya dan DIY khususnya terjaga. Kalau kampanye di DIY santun, berbudaya, dengan budaya Jogja, justru itu akan menarik perhatian wisatawan," katanya, Rabu (13/12/2023). "Dengan kampanye berbudaya, orang akan melihat Jogja istimewa, dan jadi daya tarik bagi wisatawan. Karena bisa membalikkan image kampanye itu membuat kerusuhan atau meresahkan, justru jadi simpati masyarakat,"sambungnya. Ia menyebut suasana kampanye yang aman juga menjadi faktor penting tercapainya target PHRI DIY pada libur Nataru ini. Pada periode libur Nataru ini, pihaknya menargetkan okupansi kamar bisa mencapai 90 persen. Selain suasana kampanye yang kondusif, pelaku pariwisata juga diharapkan untuk tidak aji mumpung. Anggota PHRI DIY pun telah sepakat untuk menerapkan publish rate dan maksimal kenaikan harga maksimal 15 persen. "Karena kami sudah sepakat tidak aji mumpung, tetapi ajian berkelanjutan. Jangan sampai hanya dinikmati sesaat, setelah itu remuk bareng-bareng. Kalau pengen sukses bareng-bareng itu harus ajian berkelanjutan bukan aji mumpung,"terangnya. Terkait dengan reservasi hotel di DIY untuk periode Nataru sudah meningkat. Rata-rata rata reservasi untuk 20 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024 sudah 60-70 persen. Namun masih didominasi di Kota Yogyakarta dan Sleman. "Untuk reservasi sudah merata, hotel bintang dan non bintang. Tahun ini kan diperkirakan lebih baik dari Nataru kemarin. Ya mari kita jaga bersama," imbuhnya. (*)