Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Jalan Panjang Realisasi Investasi

JAKARTA – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) berupaya mempercepat realisasi investasi dari sektor swasta yang sudah menyatakan minat untuk membangun Nusantara. Hingga pekan lalu, OIKN telah menerima 323 surat pernyataan minat atau letter of intent (LoI). Sebanyak 55 persen LoI berasal dari investor domestik dan sisanya dari investor asing. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024 disebutkan bahwa kebutuhan pendanaan IKN sebesar Rp 466 triliun dibagi dalam tiga indikasi, yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Rp 90,4 triliun, badan usaha/swasta Rp 123,2 triliun, serta kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) Rp 252,5 triliun. Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono mengungkapkan, ada delapan tahapan yang harus dilalui calon investor untuk akhirnya bisa merealisasi pembangunan proyek yang diincar. "Dalam LoI, mereka menyampaikan minat secara spesifik, misalnya hendak membangun perumahan, hotel, pusat belanja, atau rumah sakit. Lalu kami melakukan pengkajian dan menentukan siapa yang jalan lebih dulu berdasarkan fase pembangunan," ujarnya kepada Tempo dalam seminar yang diselenggarakan Foreign Policy of Community Indonesia, akhir pekan lalu. Investor yang terpilih akan diundang untuk mendiskusikan langkah lebih lanjut bersama OIKN sekaligus menyampaikan surat konfirmasi untuk diproses. Berikutnya, penyampaian surat tanggapan dari OIKN untuk melanjutkan proses investasi yang disertai pengumpulan data dan berkas yang dibutuhkan. Tahap selanjutnya ialah pengadaan studi kelayakan di lapangan. "Setelah mereka melakukan feasibility study, kami akan mengundang Kementerian Keuangan untuk mengevaluasi hasilnya dan dilanjutkan dengan tender," ucapnya. Sedangkan tahap terakhir adalah penandatanganan kesepakatan investasi antara investor dan OIKN untuk kemudian dilakukan peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan. Baca juga: Banyak Syarat Pusat Keuangan Nusantara Mimpi Muluk Pusat Keuangan IKN Beban Baru IKN: Insentif Pajak Dua Kali Groundbreaking    Pekerja melintas di samping proyek pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, 8 Juni 2023. ANTARA/Fakhri Hermansyah OIKN mengklaim fase groundbreaking telah memasuki fase 1 dan 2, yang masing-masing dilakukan pada 21-22 September dan 1-2 November 2023. Dalam groundbreaking fase 1, proyek yang diluncurkan adalah pembangunan Hotel Nusantara beserta pusat belanja dan perkantoran di bawah Konsorsium Nusantara yang berisikan 10 perusahaan. Selanjutnya, pembangunan fasilitas pelatihan sepak bola oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA), pembangunan pusat energi berkelanjutan oleh PT Pertamina (Persero), pembangunan hotel oleh Vasanta Innopark, dan pembangunan Rumah Sakit Abdi Waluyo. Total nilai investasi secara keseluruhan mencapai Rp 23 triliun. Dalam groundbreaking fase 2, investasi yang masuk meliputi pembangunan rumah sakit layanan kesehatan ibu dan anak serta pusat layanan trauma oleh Hermina Group senilai Rp 1 triliun; pembangunan mal, hotel, apartemen, dan perkantoran oleh Pakuwon Group sebesar Rp 2,1 triliun; serta pembangunan sekolah internasional oleh Jakarta International School senilai Rp 566 miliar. Berikutnya adalah pembangunan rumah sakit yang berfokus pada ortopedi dan fisioterapi oleh Mayapada Hospital senilai Rp 536 miliar; relokasi SDN 20 Sepaku oleh Astra International sebesar Rp 1,1 triliun; pembangunan bandara VIP dan VVIP Rp 4,5 triliun; serta pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 50 megawatt, kantor, dan pusat layanan PLN Rp 480 miliar. Terakhir adalah pembangunan kantor Bank Indonesia Rp 2 triliun dan kantor BPJS Ketenagakerjaan Rp 340 miliar. Estimasi keseluruhan nilai investasi pada fase 2 ini mencapai Rp 13,1 triliun. Pekan depan, Presiden Joko Widodo kembali dijadwalkan berkunjung ke IKN untuk menghadiri groundbreaking fase 3 untuk 10-12 proyek hotel dan apartemen milik pihak swasta. Agung berujar, bukan hanya investor domestik, investor asing juga diklaim getol menyatakan ketertarikan. Lima negara yang paling banyak mengajukan LoI adalah Singapura, Jepang, Malaysia, Cina, dan Korea Selatan. "Setiap negara memiliki preferensi sektor yang diincar," ucapnya. Dia mencontohkan, Korea Selatan berminat pada tiga sektor, yaitu pembangunan smart city, perumahan, dan infrastruktur konektivitas. Korea Selatan di antaranya menyatakan niat membangun jalan tol bawah laut yang diinisiasi oleh Daewoo Engineering & Construction melalui kerja sama dengan PT Hutama Karya (Persero). "Jalan tol ini akan menjadikan waktu tempuh dari Balikpapan ke IKN menjadi 30 menit dari sebelumnya sekitar 50 menit," kata Agung. Adapun proyek senilai Rp 10 triliun itu kini sedang memasuki tahap studi kelayakan. Ihwal pembangunan perumahan, saat ini ada sembilan investor pemrakarsa dengan skema KPBU. Tiga di antaranya berasal dari luar negeri dan sebagian telah menyelesaikan studi kelayakan. Mereka adalah Summarecon dengan pembangunan 6 menara hunian ASN, CITIC Construction dari Cina dengan 60 menara hunian, Trinity Land sebanyak 8 menara hunian ASN, PT Nindya Karya 8 menara ASN, Intiland 109 town house, Maxim dari Malaysia 10 menara hunian ASN, IJM dari Malaysia 20 menara hunian ASN, Ciputra 10 menara dan 20 town house, serta Rockfields 3 menara dan 30 rumah tapak. Sepi Setelah Seremoni Penandatanganan kesepakatan kerja sama antara PT Citra Kotabaru Nusantara dan PT Bina Karya (Persero) mengenai pengembangan kawasan terpadu di kantor pusat Ciputra Group, Ciputra World 1, Jakarta, 6 Juli 2023. Dok. OIKN Berdasarkan penelusuran Tempo di lapangan pada November lalu, keramaian di sejumlah titik groundbreaking proyek swasta menghilang sehari setelah seremoni digelar. Di dua lokasi groundbreaking proyek rumah sakit dan hotel, misalnya, tak terlihat lagi aktivitas pekerja ataupun alat berat. Yang tersisa hanyalah plang penanda calon bangunan beserta penggarapnya. Adapun kesibukan pembangunan baru tampak pada proyek-proyek yang dimodali duit negara, seperti pembangunan gedung kementerian, rumah dinas menteri, dan apartemen bagi ASN. Agung membantah anggapan bahwa realisasi investasi oleh sektor swasta jalan di tempat. OIKN, kata dia, terus mempercepat realisasi pembangunan. Saat ini rencana investasi tersebut kebanyakan masih berada dalam tahap studi kelayakan. "Terlebih setiap pembangunan juga ada fase yang harus diikuti. Saat ini prioritasnya adalah infrastruktur dasar dan pusat pemerintahan," ucapnya. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukandani mengatakan pemerintah memang aktif menarik pengusaha domestik untuk urun investasi di Nusantara. Masalahnya, para pelaku usaha itu masih bergeming untuk masuk berinvestasi karena belum mendapat kepastian profitabilitas dan kelanjutan proyek. Apalagi masa depan proyek ini dinilai sangat bergantung pada pemerintahan berikutnya. "Saya selalu bilang tunggu hasil Pemilu 2024 karena kita tidak bicara investasi yang sedikit dan sifatnya jangka panjang," ujarnya. Menurut dia, pemindahan operasi perusahaan atau pembangunan tempat komersial baru memerlukan perhitungan yang teliti, khususnya mengenai jumlah populasi serta demografinya. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sarman Simanjorang mengimbuhkan, saat ini dunia usaha masih menunggu koordinasi lanjutan dengan OIKN untuk realisasi investasi yang bakal ditanamkan. "Karena ini menyangkut perizinan, lokasi, lahan, dan hal teknis lain," ujarnya. Dia menyebutkan minat investor juga masih terjaga jika pembangunan pusat pemerintahan di IKN, khususnya Istana Negara, berjalan sesuai dengan jadwal, yang ditargetkan selesai pada peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 2024. GHOIDA RAHMAH | CAESAR AKBAR | ABDALLAH NAEM (PENAJAM)