Perbaikan Data
Perbaikan Data khusus anggota
Klik Di Sini

Libur Natal dan Tahun Baru, Protokol Kesehatan Jangan Ditinggalkan

› Ekonomi›Libur Natal dan Tahun Baru,... Walau pandemi Covid-19 telah terlewati, protokol kesehatan untuk mencegah lonjakan kasus perlu diupayakan. OlehYOSEPHA DEBRINA RATIH PUSPARISA · 4 menit baca RIZA FATHONITuris asing menikmati wisata di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Kamis (5/3/2020). Pelaku usaha pariwisata berharap kasus positif Covid-19 tidak signifikan memengaruhi daya tarik wisatawan asing berkunjung ke Jakarta. JAKARTA, KOMPAS — Kasus Covid-19 yang naik diharapkan meningkatkan kewaspadaan masyarakat yang akan bepergian pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2024. Walau pandemi Covid-19 telah terlewati, protokol kesehatan untuk mencegah lonjakan kasus perlu diupayakan.Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan dalam dua pekan terakhir, kasus aktif Covid-19 naik dari rata-rata 60 kasus per hari pada 4-10 Desember 2023, menjadi 206 kasus per hari pada 11-17 Desember 2023. Pada saat bersamaan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga memprediksi potensi kenaikan mobilitas masyarakat pada libur Natal 2023 dan tahun baru 2024 yang mencapai 107,63 juta orang. Angka itu naik 143,7 persen dibandingkan tahun lalu. Sebagian besar masyarakat diprediksi akan bergerak ke lokasi wisata.Sejauh ini, pemerintah belum menerapkan kebijakan pembatasan perjalanan serta pengecekan vaksinasi. ”Belum ada kebijakan atau regulasi-regulasi (seperti) sebelumnya, yang kami terapkan saat Covid-19. Jadi, kami hanya memantau dan memastikan bahwa situasi Covid-19 di Indonesia terkendali,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam konferensi pers mingguan di Jakarta, Senin (18/12/2023).Baca juga: Kemenhub Prediksi 107,63 Juta Orang Liburan Akhir TahunKOMPAS/YOSEPHA DEBRINA R PUSPARISAMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat menjawab pertanyaan wartawan seusai konferensi pers mingguan di Jakarta, Senin (18/12/2023). Pemerintah belum menerapkan kembali regulasi yang pernah diberlakukan selama pandemi Covid-19 di tengah kenaikan kasus jelang libur Natal dan Tahun Baru 2024. Meskipun demikian, pemerintah mengimbau masyarakat melengkapi dosis vaksinasi, minimal tiga kali suntikan. Selain itu, sesuai anjuran para ahli kesehatan dan pariwisata, masker juga perlu dipakai kembali.Hingga saat ini, lanjut Sandi, dampak kenaikan kasus Covid-19 belum terasa. Pihaknya masih akan terus memantau kunjungan wisatawan. Kunjungan ke Bali dan Jakarta masih cenderung meningkat, sedangkan kunjungan ke Batam belum terkonfirmasi sejauh apa imbasnya, setelah Covid-19 di Singapura dan Malaysia naik.Mayoritas masyarakat yang memilih bepergian ke lokasi wisata diperkirakan bakal mendongkrak pergerakan 2-2,5 kali dari kondisi normal. Namun, Kemenparekraf menekankan, prediksi pergerakan masyarakat yang dirilis Kemenhub belum mempertimbangkan tren kenaikan kasus Covid-19.Jaga pelayananSekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan, Covid-19 tak akan ada habisnya. Namun, kini masyarakat makin teredukasi untuk menjaga kesehatannya masing-masing. Sebagian warga bahkan masih mengenakan masker di tempat umum.”Kalau kita lihat pergerakan saat ini, belum terlihat ada indikasi kekhawatiran,” ujar Maulana.Baca juga: Diprediksi Ada Dua Puncak Arus Mudik dan Balik di Akhir TahunKompasSeorang pegawai hotel menyemprotkan disinfektan pada jendela Hotel Grand Whiz Poin Simatupan, Jakarta Selatan, Kamis (16/4/2020).Untuk memulihkan kinerja yang pernah terpuruk karena pandemi Covid-19, industri akomodasi dan perhotelan sangat ketat menjaga pelayanannya, terutama terkait kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan lingkungan. Sejauh ini, kata Maulana, standar yang diterapkan saat pandemi Covid-19 berkaitan dengan kebersihan dan kenyamanan tamu masih dijalankan.Hal serupa disampaikan Vice President of Media Event and Digital Taman Safari Indonesia (TSI) Alexander Zulkarnain. Ia mengemukakan, pengunjung TSI tetap diimbau untuk menjaga jarak dan mencuci tangan.Prosedur kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan (CHSE) tetap diterapkan, terlepas berstatus pandemi ataupun tidak. Upaya ini dinilai bisa memitigasi risiko, bukan hanya Covid-19, tetapi juga faktor-faktor keselamatan lain.Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Andani Eka Putra, menilai memang ada kenaikan kasus Covid-19. Namun, peningkatannya berasal dari posisi yang sangat rendah. ”Jumlah kasus itu secara umum masih jauh dibandingkan periode sebelumnya saat (varian) Omicron meningkat,” tuturnya.Baca juga: Pengelola Taman Wisata Siapkan Wahana, Pengunjung Siapkan KocekBelajar dari pengalaman sebelumnya, varian omicron tak menimbulkan masalah. Ia memperkirakan, kasus Covid-19 tak akan meningkat signifikan, sehingga tak ada puncak kasus meski tren meningkat.Saat ini, imunitas masyarakat juga telah terbentuk dari berbagai varian virus corona. “Pandemi Covid-19 sudah mengarah ke influenza style,” kata Andani.Perilaku wisatawan bergeser pada keselamatan, keamanan, dan kesehatan.Oleh karena itu, para pelaku pariwisata tak perlu khawatir akan kenaikan kasus Covid-19. Salah satunya, mereka tak perlu mewajibkan wisatawan untuk duduk berselingan dengan bangku kosong, sebab situasi masih terkendali.Andani mengimbau masyarakat tetap menggunakan masker ketika demam, batuk, pilek agar tak menularkan ke orang lain. Secara kesehatan, tak banyak masalah klinis karena gejalanya ringan. Meski demikian, perkembangan perawatan di rumah sakit serta sebarannya akan terus dipantau.Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia Azril Azhari mengatakan, kini paradigma pariwisata telah bergeser ke pariwisata yang menyesuaikan (customize tourism). Wisata ini menekankan pada pengalaman personal, lokal, dan berskala kecil. Perilaku wisatawan bergeser pada keselamatan, keamanan, dan kesehatan.Baca juga: Pergerakan Wisatawan Tinggi, tetapi Durasi Menginap RendahKOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)Sukarelawan membagikan masker gratis dalam acara Kampanye Nasional Jangan Kendor Disiplin Pakai Masker di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (30/8/2020).Tetap waspada”Itu yang diinginkan wisatawan sekarang sehingga protokol kesehatan jangan ditinggalkan. Hal terpenting adalah upaya preventif, bukan kuratif; pencegahan lebih baik dari pengobatan,” ujar Azril.Pemerintah dapat memberlakukan kembali pemeriksaan sertifikat vaksin serta surat bebas Covid-19 di gerbang-gerbang kedatangan, serta keberangkatan, seperti pelabuhan dan bandara.Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Addin Maulana, mengatakan, terkait kenaikan kasus Covid-19, pemerintah perlu mengampanyekan lagi pentingnya protokol kesehatan serta memberi informasi yang jelas terkait perkembangan Covid-19.”Program mitigasi perlu dihadirkan dengan berkoordinasi bersama dengan pemerintah daerah, industri, media, dan masyarakat,” katanya. Potensi kenaikan kasusnya dapat diwaspadai bersama. Keselamatan dan kesehatan masyarakat lokal serta wisatawan menjadi prioritas.Baca juga: Covid-19 Naik Lagi, IDI Imbau Masyarakat Pakai Masker Editor:AUFRIDA WISMI WARASTRI